Gudep P. Diponegoro (since 1984)
Sejarah ini berawal dari krisisnya kepramukaan di kabupaten
Rejang Lebong yang berpuncak pada akhir tahun 1983. Hingga pada akhirnya
Kwarcab Rejang Lebong memilih beberapa sekolah untuk dibentuk Gugus Depan
Pramuka dan SMPN 2 Curup menjadi salah satu sekolah yang dipilih tersebut,
sehingga pada tahun 1984 tepat di hari ke-13 bulan Februari, diresmikanlah
Gugus Depan Pangeran Diponegoro yang berpangkalan di SMPN 2 Curup dengan nomor
Gudep 05065 – 05066 yang dilantik oleh Kak Rozak selaku Ketua Kwaran Curup pada
masa itu serta dengan ditunjuknya Kak Martinus Suharyono sebagai Pembina putra
dan kak Zulmayati sebagai Pembina putri.
Setelah gudep P. Diponegoro diresmikan dan menjadi salah satu
Gudep di kabupaten Rejang Lebong, maka di bulan
berikutnya antusias dari seluruh siswa SMPN 2 Curup mulai dapat
dirasakan dan menggema di langit-langit SMPN 2 Curup. Sehingga pada waktu itu,
untuk pertama kalinya Gudep P. Diponegoro menjadikan nama RAJAWALI dan MELATI
sebagai nama regu inti putra dan putri sekaligus menjadikannya sebagai panutan
bagi regu-regu lain yang berpangkalan di gudep yang pada ketika itu dikenal
sebagai pasukan 65-66.
Seiring berjalannya waktu, kak Martinus, sosok seorang Pembina
yang berkarakter tegas dan disiplin berhasil membawa regu Rajawali dan Melati
menuju perlombaan yang sangat bergengsi yaitu Lomba Tingkat (LT) IV tingkat
daerah di kota Bengkulu. Namun untung tak dapat diraih, malang tak dapat
ditolak, ketika panitia Lomba Tingkat IV memutuskan regu terbaik untuk
diberangkatkan ke Lomba Tingkat (LT) V, ternyata hanya regu Rajawali saja yang
berhasil go nasional, sementara regu
Melati hanya bisa duduk diposisi ke-2 pada Lomba Tingkat IV.
Ketika regu Rajawali bertempur dimedan LT V, regu yang di motori
oleh kak Rudi Sujiman (generasi pertama) inipun
berhasil mengalahkan sekian banyak regu yang mewakili setiap kwarda di
Indonesia, sehingga Rajawali berhasil menduduki posisi II se-Indonesia.
Prestasi dan kegembiraan gudep P. Diponegoro tak berhenti sampai
di LT V tahun 1987 saja. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan generasi
pertama dan terbaik gudep ini untuk mendapatkan penghargaan serta dilantik
menjadi Penggalang Garuda yang notabenenya adalah penghargaan tertinggi untuk
tinggat Penggalang. Bahkan tidak tanggung-tanggung, penghargaan ini dikantongi
oleh 1 regu sekaligus yang berjumlah 10 anak-anak P. Diponegoro.
Seiring dengan berkembangnya dunia kepramukaan di Rejang Lebong,
maka Pembina Gudep P. Diponegoro berinisiatif dan mengusulkan untuk mengganti
nama regu Rajawali dan Melati menjadi regu Merpati dan Mawar. Pada tahun 1989,
secara resmi nama MERPATI dan MAWAR menjadi nama regu inti yang menjadi ujung
tombak Pangeran Diponegoro dalam pertempurannya di dunia kepramukaan Indonesia.
Kedua regu inti inipun melebur menjadi satu dengan sebutan regu M2.
Meskipun berganti nama,
namun regu M2 – P. Diponegoro masih tetap dan semakin disegani oleh regu-regu
lain yang ada di provinsi Bengkulu. Ketangguhan gudep 04065-04066 ini kembali
dibuktikan dengan prestasi gemilang pada tahun 1991 yang pada ketika itu untuk
pertama kalinya regu M2 dan kali keduanya gudep P. Diponegoro mengirimkan
putra-putri terbaik Rejang Lebong untuk bertempur di kanca Nasional yaitu Lomba
Tingkat (LT) V.
Regu M2 yang dimotori oleh kak Rifyanto Bakri ini tidak hanya
tangguh dibidang kepramukaan saja, tapi juga tangguh disemua bidang yang salah
satunya adalah bidang keagamaan, sehingga regu Merpati menerima penghargaan
langsung dari Menteri Keagamaan yang dijabat oleh Drs. H. Husein Segaf, MA,
regu ini mendapatkan juara pertama lomba Pembinaan
Iman dan Taqwa pada tahun 1991. Penghargaan ini dan penghargaan-penghargaan
lainnya sampai sekarang masih tersimpan rapi di markas besar Gudep P. Diponegoro.
Melihat keberhasilan gudep P. Diponegoro, Ka. Mabigus 065-066
memberikan mandat kepada Pembina gudep untuk mengadakan acara peringatan HUT
gudep 065-066 P. Diponegoro untuk kali pertamanya pada ulang tahun yang ke-8 di
tahun 1992, dengan mengadakan perlombaan pramuka sekabupaten Rejang Lebong.
Semenjak moment besar inilah, gudep-gudep lain yang ada di kabupaten Rejang
Lebong menjadikan kegiatan akbar ini sebagai motivasi bagi mereka untuk
mengadakan kegiatan yang serupa.
Semakin tahun gudep ini semakin banyak melahirkan
generasi-generasi terbaiknya hingga pada akhirnya setiap tahun juga gudep ini
selalu mendapatkan penghargaan-penghargaan dari provinsi, kabupaten, kecamatan,
hingga dari gudep-gudep lainnya.
Kejayaan gudep 065-066 P. Diponegoro semakin tak terbendung
lagi. Prestasi di tingkat nasional pun terulang kembali pada tahun 1998. Regu
Merpati untuk kali keduanya dan kali ketiganya gudep P. Diponegoro memijakkan
kakinya ditanah Cibubur, Jakarta untuk mengikuti Lomba Tingkat (LT) V. Namun
regu Mawar langkahnya harus tertunda di Lomba Tingkat (LT) 2 tingkat Kecamatan.
Sementara regu Merpati yang kala itu di dimotori oleh kak Maysan Pasah dan kak Wawan Sidi mendapatkan peringkat XVII ditingkat nasional.
Melihat prestasi demi prestasi yang ditorehkan gudep P.
Diponegoro, gudep-gudep lainnya yang berada dikabupaten Rejang Lebong semakin
termotivasi untuk menjadikan regu M2 sebagai tolok ukur keberhasilan mereka.
Hingga pada tahun 2002 yang kemudian kami sebut dengan tahun kesedihan, regu
Merpati tampaknya tidak bisa terbang tinggi lagi di Lomba Tingkat kali ini.
Langkah regu Merpati harus terhenti sampai di Lomba Tingkat (LT) II saja,
sedangkan regu Mawar meraih prestasi gemilang dengan predikat sebagai regu
terbaik dan terfavorit dikanca daerah, yaitu pada Lomba Tingkat IV.
“We are not the first but
we are the best”, semboyan inilah yang menjadikan gudep P. Diponegoro
sampai detik ini tetap berdiri. Ditahun inilah nomor gudep yang selama ini
adalah 065-066 berganti menjadi 04045 untuk regu Merpati, dan 04046 untuk regu
Mawar.
Dua angka pertama pada nomor gudep ini pun tampaknya hanya bertahan seumur jagung, karena di tahun 2003 nomor gudep P. Diponegoro di revisi menjadi 05045-05045. Dengan bergantinya nomor gudep P. Diponegoro ini, tampaknya
memberikan angin segar tersendiri bagi ujung tombak gudep ini, yaitu Merpati
dan Mawar. Regu M2 dapat bangkit kembali dengan prestasi-prestasi lain yang
pada dasarnya prestasi tersebut belum pernah diraih oleh gudep-gudep lain di
kabupaten Rejang Lebong. Ditahun 2003,
gudep P. Diponegoro kembali mengutus 6 orang putra terbaik Rejang Lebong untuk
mengikuti perkemahan Muhibah di Batam, Kepulauan Riau. Dalam moment ini,
prestasi yang pernah ditoreh gudep P. Diponegoro ditahun 1987 lalu terulang
kembali. Salah satu anggota regu Merpati meraih penghargaan tertinggi dengan
dilantiknya Kak Wisnu Prasongko menjadi seorang Penggalang Garuda.
Kemudian ditahun 2005, nomor gudep P. Diponegoro kembali
mengalami perubahan yang semula adalah 05045-05046 berubah menjadi 01045-01046.
Selalu bergantinya nomor Gudep P. Diponegoro bukan berarti mengindikasikan
gudep yang bermarkas dijalan S. Sukowati Curup ini menjadi semakin melemah. Prestasi-prestasi
gemilang pun semakin hari semakin banyak. Gudep 01045 – 01046 P. Diponegoro
dimasa ini dikenal dengan raja dan ratu perlombaan, mulai dari lomba tingkat
kecamatan, hingga tingkat daerah dalam acara lomba kepramukaan yang diadakan
oleh gudep-gudep yang berada di kabupaten Rejang Lebong. Selain itu, pada tahun
2007 untuk ketiga kalinya penghargaan Penggalang Garuda pun dianugrahkan kepada
6 orang anggota regu Merpati (Rabiyal Yusra, Fikri Hidayatullah, Yuli Anggara, Ari Sanjaya, Geri Pransoni, Windi Septa Riandi). Dan hal ini merupakan rekor terbaik yang sampai
sekarang belum terpecahkan oleh anggota regu dari gudep-gudep lain yang ada di
Rejang Lebong.
Pada tahun 2010 yang lalu, nomor gudep P. Diponegoro kembali
mengalami perubahan seiring dengan terjadinya pemekaran kecamatan di kabupaten
Rejang Lebong. SMPN 2 Curup yang selama ini menjadi markas besar P. Diponegoro
juga mengalami pergantian nama menjadi SMPN 1 Curup Tengah. Dengan warna baru,
gudep yang selama ini identik dengan nomor yang berujung dengan angka 5 dan 6,
diusia yang ke-26 tahun ini, gudep P. Diponegoro resmi bernomor 01033 untuk
regu Merpati, dan 01034 untuk regu
Mawar.
Tepat pada tanggal 13 Februari yang lalu (13 Feb 2014), gudep 01033 – 01034 P.
Diponegoro merayakan ulang tahun yang ke-30 meskipun diadakan secara tertutup.
Gudep terbaik yang pernah ada di provinsi Bengkulu ini merupakan salah satu
gudep tertua yang sampai sekarang masih sangat diperhitungkan kredibilitas dan
eksistensinya oleh gudep lain walupun banyak pihak-pihak yang selalu ingin
menjatuhkan nama baik gudep PANGERAN DIPONEGORO ini.
M2…….. we are the
best!!!!
December 18, 2014 at 5:01 AM
ass, sukses selalu untuk adik2ku
sedikit koreksi untuk LTV 1998 regu merpati ada diposisi 17 dari 25 provinsi
terimakasih giatlah berlatih untuk prestasi...
m2 Jaya...
December 27, 2014 at 11:13 PM
siap kak.
sorry, admin baru sempat bongkar2 blog lgi.
M2, Jaya... ! :D